Malaikat Tak Bersayap


Oleh: Yudha Indrayanto
Depok

Artikel ini ada karena saya tidur di kelas madin, jadinya saya dihukum untuk menulis artikel... Keren ya guru saya hukumannya pakek hal yang mendidik... sorry tulisannya jelek heheheh...


Pagi yang cerah dimana sang surya mulai menampakkan dirinya untuk menyambut hangatnya pagi hari walau langit masih membiru dan udara yang sejuk.
Pagi ini disebuah masjid di pondok pesantren modern yang mengajarkan ilmu formal, walau demikian pelajaran tentang ilmu ilmu salaf tetap tidak ditinggalkan.
Seorang kyai yang juga merupakan pengasuh pondok pesantren tersebut merupakan seorang yang sangat berpengaruh dalam lingkungan pesantrena dan masyarakat. Karena, pemikiran dan hasil karyanya lah beliau dapat melakukan hal-hal tersebut. Dan pastinya hal itu dikarenakan perjuangannya dalam mencari ilmu.

Saya akan bercerita tentang seorang anak yang tidak betah hidup di pondok pesantren. Karena sudah terbiasa hidup manja di rumah, yang selalu dilayani oleh kedua orang tuanya. Bagaikan seorang anak raja namanya adalah Gozi dia  adalah seorang anak yang berasal dari luar pulau jawa, yang lebih tepatnya di daerah Kalimantan Timur, Hadi yang merupakan santri lama yang akan menjadi seorang ustadz dan sekarang ia akan mengaji kitab muhadzab bersama teman-temannya kepada salah seorang kyai di pondoknya, beliau menjelaskan dan menerangkan dengan mendetail begitu pula para santri mengaji dengan khidmat

Ketika kyai akan menutup pengajian, beliau berpesan kepada para santri kelas enam (kelas akhir di madrasah diniyah) “ketika ada santri baru tolong di temani dan dinasehati karena kalian sudah menjadi pengurus asrama”, dan pesan beliau selalu diingat oleh hadi dan dia merasa sudah diberi amanat yang besar oleh sang kyai.

Disamping itu disebuah asrama ada seorang santri baru yang tidak betah, dia adalah gozi anak Kalimatan Timur, dia tidak betah hidup di pondok karna tidak seperti di rumahnya dia selalu menyendiri di kamar dan tidak mau berteman dengan yang lain sesama santri baru. Hal ini yang membuat kang hadi memerhatikannya.

Suatu saat ketika gozi sedang menyendiri di depan kamar, kang hadi mengahampiri dan menanyainya “kenapa kamu selalu mengurung diri dan tidak berteman dengan yang lain?”
Hadi pun menyapa gozi dengan mengucap salam “Assalamualaikum, kamu gozi ya? ” sapa hadi dengan ramah, “iya kang, saya gozi” saut gozi dengan sedikit ragu. “saya lihat kamu sering menyendiri dan tidak mau berteman dengan yang lain, kenapa?! Ada masalah? “ Tanya Hadi, saat ditanya seperti itu mata gozi berkaca-kaca, Hadi pun merasa bingung saat melihat Gozi yang seperti akan menangis, ia takut Gozi tambah tidak betah. Hadi pun langsung mengalingkan pembicaraan agar suasana lebih mencair, ia pun bercerita tentang dirinya saat awal masuk pondok, yang juga tidak betah. “ Saya dulu sempat menangis selama tiga mingguan awal masuk pondok” kata hadi, Gozi kurang percaya saat mendengar cerita itu sambil mengatakan “Ah, masak kang?! Saya gak percaya”, “Sumpah, dulu saya juga gak betah, dulu itu parah banget, mau mandi airnya habis, mau makan harus masak sendiri” sambung hadi. Gozi yang hanya mendengerakan cerita tersebut, merasa prihatin. Tapi ia tetap tidak merasa betah di pondok, karna ia rindu kenyamanan dirumah. Tapi kang hadi tidak menyerah begitu saja, ia mencari cara lain agar hati gozi tenang.

Keesokan harinya, kang Hadi datang menemui gozi kembali dan mengajaknya jalan-jalan ke masjid raya “ Gozi ikut kakak ayook, mumpung sekarang hari libur” ajak hadi, Gozi pun merasa senang saat mendengarnya dan langsung manyautinya “ ya kak, mau banget, kapan berangkatnya ?”, “nanti jam 8 zi, mandi dulu ya! Biar gak bau hehheh” canda hadi agar gozi sedikit hilang rasa sedihnya.

Selama perjalanan menuju masjid raya Gozi dan Hadi berbincang-bincang. Keduanya pun semakin akrab,  Gozi bercerita tentang dirinya kepada Hadi. Dan Hadi pun menimpalinya dengan cerita keseruan saat bermain dengan sahabat-sahabatnya di pondok.
Sesampainya di masjid raya, mereka sholat dzuhur kemudian makan di warung sebelah masjid tersebut. Setelah Gozi dan Hadi puas jalan-jalan mereka pulang dengan perasaaan senang dan gozi mulai merasa betah.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url