PENYEBAB JAUH DARI SANG ILAHI
PENYEBAB JAUH DARI SANG ILAHI
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupannya yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari kiamat dalam keadaan buta ,” (Qs. Ta-Ha : 124)
Tingkat
persaingan hidup yang makin ketat, menjadikan kita rentan terbawa arus untuk
semakin menjauh dari Allah. Seakan kehidupan spiritual justru menjadi penghambat
berkembangnya karier kita. Pernahkah kita merasa terbelenggu dalam penderitaan
? Selesai dari masalah yang satu segera datang masalah yang lainnya , silih
berganti.Setelah sekian lama merenung, jawaban semua itu semakin jelas
terpampang didepan kita. Ya,penyebab paling utama adalah karena kita semakin
menjauh dari Allah. Perhatian kita terlalu tertuju pada masalah fisik duniawi.
Kita berpikir bahwa materi, jabatan, pekerjaan, keilmuan kita, atau yang
lainnya bisa menjadi jalan keluar dari masalah-masalah yang menimpa.
Bukan itu
semua jawabannya, justru depresi yang kita dapatkan. kita semakin terperosok kedalam
dasar jurang depresi , sampai kita tidak tahu lagi harus berbuat apa . Disaat
itulah barulah kita tersadar bahwa hanya Allah-lah yang bisa menyelamatkan kita
dari kehancuran . Kasih sayang Allah yang telah menggapai kita untuk mendekat
kepada-Nya. Kelembutan kasih sayang Allah hadir disaat kita semakin jauh
dari-Nya. Bukankah saat-saat ini adalah saat paling tepat untuk bersyukur
kepada Allah? Inilah waktu kita untuk mendekat kepada-Nya. Janganlah mengulur
waktu untuk selalu berusaha mendekat kepada-Nya. Inilah anugerah terindah dari
kasih-sayang-Nya.
antangan
terbesar dalam kehidupan manusia adalah dirinya sendiri. Tantangan ini tidak
bersumber dari luar, namun bersumber dari dalam dirinya sendiri. Benar,
tantangan yang paling berbahaya adalah kemampuan menerima diri sendiri apa
adanya. Dengan kata lain adalah bersyukur kepada Allah, atas apa yang ada dalam
dirinya.Sungguh sangat sedikit
orang-orang yang bersyukur, sebagaimana firman Allah , yang artinya ,” Dan
sedikit sekali diantara hamba-hamba-Ku yang bersyukur”, (Qs. Saba’ : 13).Tidak
atau kurang bersyukur adalah faktor utama penderitaan manusia. Hamba yang
paling menderita adalah orang yang tidak bisa menerima keadaan diri sendiri. Karena
sikap ini akan melahirkan serangkaian masalah yang tiada berujung. Semua
masalah ini berasal dari dalam diri kita sendiri.
Akibat
berpikir negatif tentang dirinya sendiri, maka lambat-laun akan menderita
gangguan kejiwaan dan penyakit fisik. Penyebab pikiran negative adalah pengaruh
internal dalam dirinya sendiri yang membuat seseorang menghancurkan
kehidupannya sendiri. Penyebab utama penderitaan seorang hamba adalah melalui
pikiran-pikiran negative tentang dirinya sendiri yang terjadi berulang kali,
sehingga akhirnya pikiran ini menjadi keyakinan. Keyakinan yang terus diulang
oleh perasaan hingga menjadi kebiasaan yang terbawa sepanjang hidup.
Salah satu
bentuk bersyukur adalah kemampuan kita menerima diri sendiri apa adanya.
Manfaat bersyukur justru akan kembali kepada kita sendiri, bukan kembali kepada
Allah. Kita sendirilah yang mengambil dari manfaat rasa syukur kita.
Sebagaimana firman Allah, yang artinya ,” Dan, barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri “ , (Qs. Luqman : 12). Maka dari itu mulailah dari kita sendiri mulai dari sekarang, saat ini dan detik ini.
Sebagaimana firman Allah, yang artinya ,” Dan, barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri “ , (Qs. Luqman : 12). Maka dari itu mulailah dari kita sendiri mulai dari sekarang, saat ini dan detik ini.