IMAM HATIM AL ASHOM SEORANG A’JAMY YANG SELALU MENANG DALAM BERBICARA
Ketika kita mendengar nama Imam Hatim Al
Ashom, kita biasanya langsung menuju kepada kisah beliau yang berpura-pura
tidak mendengar suara kentut seseorang yang aslinya beliau mendengarnya. Begitu
banyak kisah hikmah beliau yang terdapat dalam kitab-kitab salaf, selain
sebelumnya sudah al faqir singgung di artikel sebelumnya tentang “Berguru 33
tahun hanya mendapatkan delapan buah ilmu” Alhamdulillah Al faqir masih
diberikan kesempatan untuk sedikit membagikan ilmu yang ia dapatkan dari
pengajian. Semoga coretan Al faqir ini bisa bermanfaat.
Ketika Imam Hatim Al Ashom berkunjung ke
Baghdad, Ahlul (Orang-orang) Baghdad berkumpul dan berkata “Wahai Abu Abd
Rohman (Imam Hatim) engkau ialah seorang lelaki A’jamy (Bukan dari
bangsa arab), Akan tetapi tidak ada satupun dari perkataanmu kecuali
mengalahkan hujat musuhmu”
Imam Hatim Al Ashom menjawab “Saya mempunyai
tiga perkara yang denganya dapat mengalahkan musuhku.”
Apa saja tiga rahasia Imam Hatim Al Ashom yang
selalu bisa mengalahkan hujah dari musuh-musuh beliau?
1. Beliau merasa
bahagia ketika lawannya benar.
2. Beliau merasa
susah ketika lawan bicaranya salah.
3. Beliau tidak
bertindak bodoh dalam menghadapi musuhnya seperi mencaci, memaki dll.
Kemudian berita tersebut terdengar oleh Imam
Ahmad bin Hanbal (Imam Hambali) salah satu imam empat madzhab fiqih yang
terkemuka. Kemudian Imam Hambali berkata “ Subhanallah betapa pintarnya Imam
Hatim Al Ashom maka berdirilah kalian semua! (beliau menyuruh kepada
orang-orang yang ada bersamanya waktu itu) untuk menemuinya”
Setelah Imam Hambali bersama orang-orangnya
bertemu Imam Hatim Al Ashom, Imam Hambali bertanya “Wahai Abu Abd Rohman (Imam
Hatim), Bagaimana caranya bisa selamat dari dunia?”
“Engkau tidak akan selamat dari dunia wahai
Abu abu ‘Abdillah kecuali ada empat perkara pada dirimu
1. Mudah memaafkan
kesalahan orang lain
2. Mencegah
bertindak bodoh kepada orang lain
3. Tidak susah
untuk memberi (Dermawan)
4. Tidak berharap
kepada orang lain
Apabila sudah terdapat empat perkara tersebut
dalam dirimu, maka engkau akan selamat dari dunia” Jawab Abu Abd Rohman (Imam
Hatim).
Kemudian Imam Hatim Al Ashom melanjutkan
perjalanannya ke Madinah. Ketika sampai di salah satu kawasan madinah, beliau
disambut oleh Ahlul madinah, seraya beliau bertanya kepada mereka meskipun
beliau sebenarnya sudah mengetahui “Wahai Ahlul madinah, kota apakah ini?”
Ahlul madinah menjawab “Ini Madinah kota Nabi
Muhammad SAW.” Imam Hatim Al Ashom melanjutkan pertanyaanya “ Jikalau ini kota
nabi, maka tunjukkanlah kepadaku dimanakah gedung nabi, sehingga aku bisa
sholat disana.” Ahlul madinah kemudian menjawab pertanyaan Imam Hatim “
Rasulullah SAW tidak memiliki gedung, beliau hanya memiliki rumah sederhana”
kemudian Imam Hatim melanjutkan
pertanyaanya “ terus dimanakah gedung-gedung para sahabat nabi?” Ahlu Madinah
menjawab pertanyaan Imam Hatim dengan berkata “Para sahabat nabi juga tidak
memiliki gedung-gedung mewah seperti saat ini, mereka hanya memiliki rumah
sederhana”
Setelah dijawab semua pertanyaan Imam Hatim
oleh Ahlul Madinah kemudian Imam Hatim berkata “Kalau begitu kota ini kotanya
Fir’aun”. Sontak setelah mendengar perkataan tersebut, Ahlul madinah langsung
membawa Imam Hatim kepada raja diwaktu itu dan berkata kepada raja “Orang
A’jamy ini telah mengkatakan bahwasanya kota ini ialah kotanya fir’aun.”
Kemudian raja bertanya kepada Imam Hatim
“Kenapa engkau mengatakan sedemikian itu wahai Hatim?”
Imam hatim menjawab “ Jangan tergesa-gesa
menghukumku, Aku hanyalah seorang ‘ajami asing yang memasuki suatu kota dan aku
bertanya “ Kota siapakah ini” kemudian mereka Ahlul madinah menjawab “Kota ini
ialah kota Nabi Muhammad SAW” maka kemudian aku bertanya lagi “ jikalau ini
memang kota nabi, tunjukkanlah kepadaku gedung nabi” Kemudian Imam Hatim
menceritakan kepada raja percakapan beliau dengan Ahlul Madinah yang
menyebabkan beliau dibawa menghadap ke raja.
Kemudian beliau berkata “Allah SWT telah berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ
يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(Q.S Al Ahzab ayat 21)
Maka kalian, dengan siapakah kalian beranut?
Apakah dengan rasulullah SAW ataukah beranut kepada Fir’aun, Orang yang pertama
kali membangun gedung dengan adukan semen juga batu bata?
Maka mereka membebaskan dan meninggalkan Imam
Hatim .
Kesimpulan dari pengajian adalah :
Berhias-hias adalah mubah dan bukanlah haram, akan tetapi ketika sudah terbiasa
dengan hal yang mewah, maka seseorang tersebut akan selalu ingin berada dalam
kesenangan sampai-sampai ia susah untuk meninggalkannya. Dan untuk mencapai hal
itu, ia akan melakukan segala hal, bahkan bisa jadi melakukan hal-hal yang
tidak diperbolehkan. Untuk itu, kita harus menjaga diri untuk tidak terjebur
dalam dunia, dikarenakan barangsiapa yang telah terjerumus oleh dunia dia tidak
akan selamat.
Demikian sedikit goresan pena dari Al faqir,
semoga allah limpahkan pahala kebaikan bagi yang menulis, membaca,
menyampaikan, hatta yang menyebarkannya Aamiin
Coretan ini, merupakan sedikit dari hasil
pengajian kitab Ihya’ Ulumiddin karangan Imam Ghozali pada tanggal 09,
Februari 2020 bersama KH. Hamidurrahman Syuhud.