MENDIDIK DENGAN HATI


Oleh : Miftahul Khoir

Dalam pendidikan terkadang kita banyak mendapat keluhan dan tantangan, terutama bagi pendidik, yang di sebabkan oleh peserta didik, maupun pendidik itu sendiri, keluhan yang terjadi yang disebabkan peserta didik biasanya, rame di kelas, ngobrol sendiri atau  tidak memperhatikan bahkan sampai tertidur, ini merupakan tantangan bagi pendidik bagaimana bisa mengkondisikan atau menetralisir kelas dengan baik, biasanya jika peserta didik sudah terlalu berlebihan dalam bergurau dan bercanda, maka boleh memberikan sanksi atau hukuman yang sekiranya tidak memberatkan bagi mereka (peserta didik), namun kadang kala, terjadinya keluhan itu disebabkan oleh pendidik itu sendiri, mulai dari salah memakai metode,atau cara mendidik, yang bisa menyebabkan peserta didiknya jadi bosan dan malas.Maka dari itu menghadirkan hati dalam mendidik itu penting.
Persoalaan yang sering dialami oleh sebagian besar orang adalah upaya belajar ternyata tidak membuat mereka mampu melakukan hal-hal yang mereaka pelajari. Padahal dalam konteks belajar kondisi tersebut seharusnya tidak boleh terjadi. Setiap proses belajar seharusnya mampu mengantarkan seorang pelajar dari kondisi tidak memiliki menjadi memiliki, dari tidak bermakna menjadi bermakna yang selanjutnya memungkinkan mereka untuk mengaktualisasikan mereka dalam hidup dan kehidupan.[1]
Belajar seyogyanya menjadi sebuah langkah pembebasan yang dapat membuat seorang pelajar terbebas dari segala kebingungan. Dengan berbekal kebebasan yang telah mereka dapatkan tersebut, setahap demi setahap mereka akan mampu menjauh dari kebingungan dan melakukan hal yang berbeda dengan ketidakbingungan  mereka.[2]
Bagaimana langkah mendidik dengan baik, pada tulisan ini akan membahas sebagian dari langkah-langkah mendidik dalam belajar  yang mungkin bisa di jadikan pertimbangan dalam mendidik, namun kami tidak memaksakan anda untuk mengikuti, karena sejatinya metode atau langkah dalam dunia pendidikan itu tidaklah sedikit. Yang pertama ialah
1.     Mengetahui hati atau perasaan peserta didik.
Kita sebisa mungkin dapat  memahami perasaan peserta didik, karena terkadang kita tidak paham tentang mereka dan perasaan mereka sehingga, jarang terjadi percakapan yang baik yang membahas pelajaran atau pendidikan, hal inilah yang terkadang membuat peserta didik enggan untuk berkonsultasi dalam masalah belajar, karena antara kita dengan mereka tidak saling mengerti satu sama lain, hasilnya mereka hanya menyimak saja apa yang kita ucapkan dan enggan untuk saling bertanya, lalu bagaimana langkah yang harus di perbuat : mungkin ini sedikit membantu, ialah saling saling berkonsultasi atau Sharing secara terbuka dengan mereka (peserta didik) mengenai apa yang akan kita terapkan atau langkah (metode) kita dalam mendidik mereka (peserta didik) dengan saling memberikan pendapat dan masukan dalam segi belajar.

2.     Tidak banyak menuntut pada peserta didik
Terkadang hal ini sering kita lakukan, yaitu memberikan mereka (peserta didik) tugas yang terlalu berlebihan yang membuat mereka malah enggan berfikir, dan ujungnya tidak di kerjakan tugas tersebut, karena mereka merasa sulit untuk bernafas dengan banyaknya tugas yang bercampur dari pendidik yang satu dengan pendidik yang lain, hal ini dapat mengakibatkan lemahnya pemikiran mereka, sehingga tidak banyak yang mereka lakukan, kecuali meninggalkan semua tugas yang mereka peroleh, Al hasil hukuman lah yang di dapat bagi mereka, bagaimana langkah yang seharusnya kita lakukan sebagai pendidik : Mungkin sekiranya ini dapat membantu, ialah menanyakan kesanggupan mengemban atau mengerjakan tugas tersebut, apakah sanggup atau tidak, karena khawatir banyak tugas dari pendidik yang lain, ini mungkin cukup efektif, karena mengingat supaya mereka mengerjakan tugas yang satu, kemudian barulah kita berikan tugas pada mereka yang sekiranya dapat di jangkau oleh mereka (peserta didik).

3.     Meminimalisir sanksi atau hukuman bagi mereka
Memberikan sanksi atau hukuman itu boleh dan baik jika di perlukan karena dalam mendidik terkadang kita di buat emosi, benci atau bahkan terpukul dengan sikap mereka, hal ini wajar dan bukanlah hal yang aneh atau asing, karena hal ini juga termasuk pernak-pernik pendidikan, biasanya langkah terakhir bagi kita ialah teguran dan berimbas pada sanksi atau hukuman, namun perlu di ingat sanksi dan hukuman itu ada kode etiknya juga , jika kita hendak menghukum maka cobalah dengan suara pelan yang sekiranya tida membentak, kerena hal ini dapat berpengaruh pada cara berfikir dan sudut pandang mereka (peserta didik), langkanhnya : kita panggil perlahan dengan teguran pelan atau sebatas mengingatkan, dan kalau memang perlu untuk di hukum, ya kita berikan hukuman yang mendidik yang mungkin berkesan bagi mereka, bukan malah dendam yang mereka pendam karena hukuman yang kita berikan pada mereka, yang bisa membuat keharmonisan  belajar berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali.

4.     Memberikan kesempatan  berpendapat
Menyediakan wadah bagi mereka untuk mengajukan pendapat, dalam suksesnya suatu organisasi tidak lepas dari seringnya bermusyawarah begitu juga dalam belajar dan pendidikan juga demikian di butuhkan keterbukaan antara beberapa pihak, yang paling prinsip ialah pendapat  atau masukan dari pendidik dan peserta didik, maka dari itu berinterkasi dengan mereka (peserta didik) sangatlah baik dan menyediakan kesempatan pada mereka untuk berpendapat dapat memberikan efek atau dorongan dalam suksenya belajar.
5.     Menjadi Suri tauladan yang baik[3]
Menjadi contoh dan panutan (tauladan) bagi mereka adalah wajib jika kita memang benar-benar pendidik yang baik, dan itu semua tercermin dari diri rasululloh yang paling baik akhlaq dan prilakunya, karena kelakuan kita (pendidik) yang baik maupun yang buruk akan berefek pada peserta didik, maka dari itu seyogyanya kita bersikap baik, karena kita bernilai dan di nilai oleh mereka (peserta didik) mulai dari cara kita berpakaian, bersikap, sifat-sifat kita, ucapan, cara kita berprilaku dan semacamnya, baik ketika di kelas lebih-lebih di luar kelas semua akan berefek pada kriteria kita sendiri sebagai pendidik, dan akan ada timbal baliknya bagi kita.

6.     Membaca Do’a dan beriktiyar
Berdo’a atau meminta, baik ketika memulai atau di akhir pelajaran  atau bahkan di luar kelas atau di luar sekolah pun bisa jadi, karena berdoa itu baik dan diperintahkan dalam al quran, Alloh berfirman yang artinya “aku kabulkan permohonan yang berdoa apabila berdoa kepada-Ku[4].
Karena Alloh Maha kaya maka jangan enggan untuk meminta kepada-Nya baik meminta ilmu, rizki, kebaikan dan sebagainya, dengan demikian kita mengakui ke Mahakayaan Allah SWT, mintalah sering –sering niscaya Alloh akan senang, sebaliknya jika kita jarang atau bahkan lupa untuk meminta kepada-Nya, niscaya Dia akan benci kepada kita, sebagaimana sabda rosul yang artinya “Barang siapa tidak berdoa kepada Allah, maka Allah murka kepadanya (H.R Tirmidzi).
Dalam ayat yang lain Allah berfirman, yang artinya “Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan.[5] Berdoa artinya berbisik, memohon, meminta kepada Allah, ada beberapa istilah yang bisa dipakai untuk meminta, jika kamu meminta sama yang di bawah kamu, itu namanya menyuruh (amr). Jika meminta sama yang setingkat namanya menyeru (iltimas). Jika meminta terhadap yang lebih atas atau tinggi kedudukannya itu namanya memohon (Do’a)[6].Bukan hanya itu jika kamu melakukan komunikasi transedental dengan yang Maha Suci melalui do’a, berarti kamu juga melakukan ibadah kepada-Nya. Bahkan Alloh SWT yang ESA meyebut do’a itu sebagai intinya ibadah (mukhul ‘ibadah)[7].
Intinya jika kita sudah berusaha dalam apapun baik itu belajar, bekerja dan perbuatan baik yang lain, jangan  lupa untuk berdoa, bertawakkal, berikhtiyar pada sang Kholiq, insya Alloh akan di permudah segala urusan kita, karena sejatinya “Setiap kesulitan pasti ada kemudahan”.[8]

7.     Memberi pujian terhadap semua peserta didik
Mungkin ini sedikit terasa aneh karena kenapa harus memberi pujian kepada peserta didik dan bukan hanya murid yang pintar atau teladan saja, tapi semua murid kita beri pujian bagus bagi mereka , hal ini ternyata dapat meningkatkan usaha belajar dan kemauan meraka untuk disiplin belajar, dengan memberi pelukan hangat lewat pujian dan perhatian bagi mereka semua, mereka beranggapan bahwa mereka sedang di perhatikan dan memang perhatian dari pendidik yang mereka inginkan dan bukan hanya satu atau beberapa peserta didik saja tapi menyangkut semua peserta didik, hal ini (pembahasan no 7 )  sebenarnya bukan gagasan penulis, melainkan usulan atau pendapat ustad Achmad Syafiqurrohman, beliau memberikan usulan tersebut kepadaku saat aku keluar dari kelas dan kebetulan berpapasan dengan beliau, dan terjadi percakapan yang mana aku mengeluh pada waktu mengajar di kelas yang sulit diatur dan sampai aku sering memberi hukuman, dan kata beliau: hal semacam itu wajar dan baik, bagus malah kata ustad syafiq, aku jadi tambah bingung, kok gitu ustad, aku balik nanya, iya tidak masalah menghukum peserta didik selama tidak berlebihan  kata ustad syafiq, Namun disisi lain kamu juga harus sering memuji mereka. Semisal “hari ini aku senang masuk kelas ini karena kalian sangat semangat belajar” atau “kalian itu sangat disipiln sekali” dan semisalnya. Intinya dari kasus ini ialah perhatian yang lebih pada mereka karena mereka akan terarah jika kita arahkan dan mereka akan perhatian jika di perhatikan.
Kesimpulan dari pembahasan tuisan ini ialah mendidik itu ada metode, cara dan tehniknya tersendiri dan menjadi pendidik itu sebisa mungkin memahami peserta didik yang berasal dari berbagai daerah dan bermacam suku, dan menghadirkan hati (mendidik dengan hati) ketika mendidik dan jangan lupa untuk selalu mendoakan murid dan bertawakkal pada semua urusan lebih-lebih mengenai pendidikan, kita tidak akan kekurangan dengan mengajarkan ilmu kita semoga bermanfaat…




[1]Moh.Yamin, “Teori dan Metode Pembelajaran”hal 2.
[2] Ibid.
[3]QS Al Ahzab 33:2. Yang artinya” sungguh telah ada pada (diri) rasululloh suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
[4] Q.S Al-Baqarah [2]: 186
[5] Q.S Al-Mu’min [40]: 60
[6] Aep Kusnawan Ash-Shiddiq “Doa- Doa Sukses” hal 32 penerbit DAR! mizan
[7] Ibid hal 35
[8] Q, S Al Insyiroh : 5-6

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url