BIAR TAK SEKEDAR MERAYAKAN TAHUN BARU
Oleh : Syihab Yusuf
Santri Dewasa PP. Alkhoirot
Kini,
semua muslim di dunia, tidak terkecuali muslim Indonesia sedang larut dalam euforia
menyambut datangnya tahun baru Islam. Yang saat ini menginjak tahun 1440 H.
Berbagai
mecam cara yang dilakukan umat Islam guna turut menyambut tahun baru Islam. Hal
ini mengkin cukup baik mengingat salah satu cara untuk menimbulkan rasa bangga
atau cinta pada agama yang dianutnya yaitu agama islam sendiri mulai dari
memuhasabah diri, merajut kembali tali silaturrohim dengan menggelar
acara-acara kekeluargaan bahkan mengadakan festival-festival yang bernilai
islami.
Namun,
berangkat dari itu semua dapatkah kita pastikan bahwa setiap dari
generasi-generasi muslim mengetahui nilai sejarah yang terletak pada asa-usul
maupun permulaan tahun baru Islam yang mengacu pada kalender Hijriyah, karena
bagaimana mungkin kita yang mengaku umat islam, sudah bisa beranggapan menaruh
rasa cinta yang besar pada agama yang besar ini tanpa mengetahui rekam-rekam
jejak sejarah yang besar pula? Penulis juga teringat akan nasruddin dinet,
seorang pejangga asal perancis dan juga merupakan seorang orientalis yang
memeluk agama Islam mengatakan, “jangan merasa cukup mempelajari kehidupan
Islam jika hanya dengan pikiran cara barat. Kita harus menyelami pula alam
berfikir cara timur.” Dan menurut hemat penulis. Hal ini benar dikarenakan apa
yang kita lihat bagus pada orang lain belum tentu bagus bagi kita atau
sebaiknya.
Singkat kata, bahwa tahun hijri dalam kalender Islam
itu dimulai oleh salah-satu sahabat terdekat Nabi SAW yaitu sayyidina Umar bin
Khattab tatkala ia dilantik sebagai kholifah menggantikan sayyidina Abu Bakar
Ash-Shiddiq. Jauh sebelum sayyidina Umar bin Khattab menentukan kebijakan besar
ini. Orang-orang Arab pada zaman itu, menurut data serta Analisa para ahli
sejarawan Islam terdapat dua sember : mereka orang Arab kadangkala berpatokan
pada tahun gajah, kadangkala pada peristiwa-peristiwa besar lainnya dalam
sejarah peperangan orang-orang Arab.
Sayyidina Umarbin Khattab bukan tanpa alas an dalam
menentukan kebijakan ini. Ia berpendapat bahwa hijrah Nabi dari Makkah ke
Yastrib(Madinah). Kala itu merupakan suatu peristiwa besar dala sejarah Islam.
Sebab dengan hijrahnya Nabi SAW inilah permulaan Allah memberi kemenanga kepada
Rasul-Nya dan agama-Nya[1].
Persatuan Islam justru semakin kuat karna kebijakan yang telah membawa sukses
ini, dan lebih sukses lagi karena hal ini terjadi pada tahun keenam belas
hijri, tatkala took-tokoh muslimin berangkat membawa kemenangan di daerah kisra
dan didaerah-daerah kekaisaran kala itu. Menyerbu daerah Mada’in dan menerobos
sampai ke Iwan(Balairong) Agung, membebaskan Baitul Maqdis dan membangun
Masjidil Aqsa di samping gereja Anastis.
Sesudah sayyidina Umar bin Khattab membandingkan
kalender Hijri ini dengan kalender-kalender Persia dan Romawi, ternyata
kalender hijri ini lebih cemerlang; kalender ini telah menerjemahkan suatu
terbesar dalam sejara dunia.
Memulai lembaran baru
Pada tulisan ini hendak penulis menguraikan sedikit
langkah-langkah atau tips-tips guna memprogam hidup agar supaya lebih baik pada
tahun baru Islam ini, semoga. Dengan rahmat Allah tentunya. Berikut :
·
Berniat mengupayakan memperbaiki diri
- · Memelihara waktu sholat
- · Menyesali dosa
- · Selalu memulai dengan salam
- · Terus menerus berdo’a
- · Merutinitaskan membaca sholawat
- · Menjadi teladan yang terpuji dalam akhlaq di rumah, di jalan dan di pekerjaan
- · Banyak bersahabat dengan orang baik dan berilmu
- · Selalu bersahabat dengan orang baik dan berilmu
- · Selalu belajar dan bertanya tentang sesuatu yang tidak diketahui
- · Meluangkan waktu untuk membaca buku-buku pengetahuan lebih-lebih tentang agama
- · Menghadiri sholat berjamaah
- · Dll.
ابلغ السنة الجديدة الى جميع المسلمين ؤاخص لأخوتي
في الغزى قلستين وسورية هناك كل دمعكم القاطع الي الارض دم علي
[1] H. Haekal
Muhammad. Umar bin Khattab. Terjemah oleh Ali Audah. 2015 Cet. 15. Jakarta:
Tintama Indonesia. Hal.597